AKTIF - PRODUKTIF - INOVATIF - ENERJIK - KREATIF

Seminar Penguatan Karakter di SMAN 1 Bontang: Membangun Iklim Sekolah yang Aman dan Inklusif dalam Kebhinekaan

Seminar Penguatan Karakter di SMAN 1 Bontang: Membangun Iklim Sekolah yang Aman dan Inklusif dalam Kebhinekaan

Rihana Aura Chalika

Bontang, 24 Juli 2025 – SMA Negeri 1 Bontang sukses menggelar Seminar Penguatan Karakter bertema “Membangun Iklim Sekolah yang Aman dan Inklusif dalam Kebhinekaan”, bertempat di Aula sekolah. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas XI dan menjadi bagian dari upaya strategis sekolah dalam menanamkan nilai-nilai karakter, memperkuat kesadaran akan hak-hak anak, serta mencegah segala bentuk perundungan (bullying) dan kekerasan berbasis gender.

Pembukaan yang Penuh Semangat dan Edukasi

Seminar dimulai pukul 07.30 WITA dengan nuansa penuh semangat. Lagu “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” membuka acara, dipandu langsung oleh Ibu Made Adnyani, S.Ag., M.Pd., selaku koordinator kegiatan sekaligus Ketua Panitia Pelaksana. Beliau didampingi oleh mahasiswa KKN dari Universitas Mulawarman yang turut aktif dalam kegiatan.

Acara dibuka secara resmi oleh MC Kak Vey, yang mengajak seluruh peserta menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Bapak Erwin Riyadi, S.Pd.

Ibu Made Adnyani kemudian menyampaikan laporan kegiatan sebagai ketua panitia, disusul sambutan dari Kepala SMA Negeri 1 Bontang, Ibu Sumariyah, S.Pd., M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu karakter siswa, terutama menjelang pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Sesi I: Edukasi Perlindungan Anak dan Bahaya Perundungan

Materi pertama dibawakan oleh Ibu Trully Tisna Milasari, S.Psi., narasumber dari DP3AKB Kota Bontang. Beliau memaparkan materi bertajuk:

“Tolak Segala Bentuk Perundungan dan Kekerasan Berbasis Gender Online”.

Dalam paparannya, Ibu Trully menjelaskan tentang UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002, yang menyebutkan bahwa anak adalah individu di bawah usia 18 tahun, termasuk janin dalam kandungan. Empat hak dasar anak—hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan, dan hak partisipasi—dibahas secara mendalam.

Untuk menyegarkan suasana, seluruh siswa diajak melakukan “Tepuk Tangan Hak Anak” yang dipimpin oleh Ibu Made Adnyani.

Selain hak, kewajiban anak juga dibahas, seperti belajar, membantu orang tua, menghormati guru, dan mencintai bangsa. Ibu Trully memaparkan berbagai bentuk kekerasan terhadap anak, termasuk:

Fisik: mencubit, menendang, menjambak, dsb. Psikis: mengejek, menghina, membandingkan. Seksual: menyentuh atau memperlihatkan organ tubuh yang sensitif. Perundungan: bullying kelompok secara terus-menerus. Pengabaian: penelantaran kebutuhan dasar anak. Eksploitasi: pemaksaan kerja/aktivitas oleh orang dewasa demi kepentingan tertentu.

Lagu “Aku Istimewa” dinyanyikan bersama, menciptakan suasana empati dan kebersamaan.

Menggali Isu Perundungan Lebih Dalam

Ibu Trully mengajak siswa berdiskusi mengenai perbedaan antara bercanda dan membully, serta menjelaskan lima peran dalam kasus perundungan:

Pelaku utama Pelaku pendukung/asisten Reinforcer (penonton yang ikut tertawa atau menyemangati pelaku) Korban Outsider (pihak yang memilih diam atau tidak peduli)

Dengan tegas, beliau menyampaikan pesan,

“Para korban tidak butuh disalahkan. Mereka hanya butuh didengar dan teman cerita. Hati-hati, kadang tanpa sadar kita bisa menjadi pembunuh karakter teman kita sendiri.”

Materi diperkuat dengan pemutaran video animasi edukatif tentang korban perundungan, sesi ice breaking dance dan nyanyian, serta pembagian nomor layanan hotline Kota Bontang:

📞 0811-5940-777 / 0811-5413-355.

Pesan penutup dari Ibu Trully begitu menggugah:

“Perundungan akan terus terjadi jika kita membiarkannya. Jangan bela pelaku. Bela korban.”

Dokumentasi dan Rangkaian Kegiatan Lanjutan

Seluruh rangkaian seminar terdokumentasi dengan baik oleh Tim Jurnalistik Sekolah bersama mahasiswa KKN Universitas Mulawarman, sebagai bentuk pelaporan kegiatan dan pembelajaran kolaboratif.

Setelah sesi istirahat siang, seminar akan dilanjutkan dengan Sesi II pukul 13.00–16.00 WITA bersama narasumber kedua, yaitu Bapak Peltu Humam dari Babinsa Bontang Utara, yang akan membahas topik terkait disiplin, ketahanan mental, dan bela negara dalam konteks pelajar.

Kegiatan Seminar Penguatan Karakter ini menjadi langkah konkret SMAN 1 Bontang dalam menumbuhkan kesadaran, empati, dan ketangguhan karakter siswa di tengah tantangan sosial masa kini. Diharapkan, seluruh peserta mampu meneruskan nilai-nilai kebaikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat luas.

📝 Editor: NM. Adnyani

📸 Dokumentasi oleh Jurnalistik SMANSA dan Mahasiswa KKN FKIP Universitas Mulawarman